Kamis, 21 Juni 2012

Bunda, Lihat Ini


Pagi ini seperti biasa, aku melihat pertengkaran ayah dan bunda, yah itu sudah sarapan sehari – hariku, setiap masalah kecil selalu saja dibesar besarkan, seakan tak ada kata senyap di keluargaku. Aku sudah tak ada rasa untuk tinggal dirumah ini, tapi aku punya alasan kuat kenapa aku tetap ada disini, itu karena bunda. 

***
Pagi itu beribu hujan air mata menemaniku berangkat ke sekolah, seperti biasa juga, aku selalu diantar ayahku, dan disitu rasanya seperti menempuh ribuan kilo meter dengan rasa dingin, tanpa sepatah kata sedikitpun.

Aku tak bisa hentikan air mataku, batinku sendiri. Terlintas dipikiranku, bayangan nenekku yang telah pergi meninggalkanku, sempat berpikir bahwa aku menyebut nenekku jahat! Karena nenekku meninggalkanku begitu saja, meninggalkanku disini sendiri tanpa siapa – siapa fikirku, tapi aku salah! Di sini ada bunda, sosok seperti nenekku yang menjaga ku sejak aku masih kecil, yah sejak kecil aku memang diasuh oleh nenekku, bukan bunda, karena bunda sibuk dengan kerjanya sendiri, apalagi ayah? Sama saja gumamku.

Sejak kepergian nenekku, aku sangat kecewa, kecewa bukan karena aku tak akan bahagia lagi, bukan! Aku kecewa karena aku belum membuatnya bahagia, sampai sampai aku belum bisa memberi semenit waktu untuk mengantarnya keperistirahatannya terakhir, sempat pula terlintas pertanyaan difikiranku, cucu macam apa aku ini? Belum bisa membalas budi nenekku selama ini.

Semakin hari berganti, keadaan keluarga besar nenekku semakin hancur, banyak pertentangan disana, aku tak bisa berbuat apa – apa karena aku tak ingin membuat panjang pertentangan itu, aku hanya ingin diam saat itu. Aku juga tak tau apa peicu ayahku sering marah dirumah, yang membuat ku semakin ingin pergi dari sini, bagaimana dengan bunda? “Ah, bunda akan baik – baik saja” gumamku saat itu.

Saat aku mulai menuruni tangga kamarku, aku melihat bunda menangis dan mencoba menyembunyikan tangisan itu dari ku yang tak sengaja melihatnya, mungkin bunda menyembunyikan tangisan itu karena ingin meyakinkanku bahwa dia baik – baik saja, tapi aku bisa merasakan apa yang bunda rasakan saat itu, dan aku memutuskan kembali ke kamarku.

Aku tak jadi pergi dari rumah ini, aku tak ingin menyesal untuk yang kedua kalinya, entah kenapa bayangan bunda terbentang di otakku, dari bunda aku bisa lahir ke dunia ini, aku juga bisa mengenal nenek, ayah dan orang disekitarku. Malam ini aku meneteskan air mataku lagi, bukan karena aku menyesal, tapi karena aku sadar, nenekku akan baik – baik saja di surga sana, dan bunda? Bunda adalah sosok yang akan menemaniku sampai saat ini. Malam ini pun aku hanya bisa menangis san menyelesaikan gambarku.

Pagi telah menyambutku, aku tak mendengar pertengkaran kedua orang tuaku, entah ada angin apa, tapi aku bahagia hari ini, aku mehampiri bunda “bunda, lihat ini” aku memberikan gambaran rumah yang diinginkan bunda selama ini, yah, suatu saat aku akan membelikannya! Aku janji bunda!

Karya: Resia N Melinda




0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih buat komentar dari kalian, WARNING: Jangan menjelek - jelekan ya, lebih baik memberi komentar yang membangun buat blog ini :) Semoga bermanfaat dan jangan kapok main ke sini yaaaaa,

Big Hug,
Resia N Melinda